ULASAN MODEL-MODEL PENELITIAN AGAMA SEBAGAI DOKTRIN
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas “ METODOLOGI STUDY ISLAM “
Dosen
Pengampu: DR.IBRAHIM SP.I
Disusun Oleh :
Abdul Kholik (932128013)
KELAS H
JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
KEDIRI
2013
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat ALLAH SWT karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini bertema “MODEL-MODEL
PENELITIAN AGAMA SEBAGAI DOKTRIN”.
Dalam penyusunan makalah ini,saya banyak mendapat hambatan akan tetapi dengan bantuan dari
berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran
pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah saya selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
KEDIRI,27 NOVEMBER 2013
ABDUL KHOLLIK
DAFTAR ISI
BAB I Peta Konsep................................................................................4
BAB II
·
Latar belakang…………….……………………………………………………5
BAB III
·
Pembahasan…………………………………………………………………..6
·
Doktrin islam……………………………………………………...............6
·
Islam sebagai doktrin …………………………………………………….8
·
Pendekatan yeologis dalam setudi
islam..........................10
BAB IV
·
PENUTUPAN…………………………………………………………………12
·
Rangkuman………………………………………………………………….12
·
Daftar pustaka……………………………………………………………..12
BAB I
BAB
II
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Studi islam adalah system keagamaan. Sistem keagamaan adalah
mengkaji konsep-konsep keagamaan baik sebagai nilai maupun sebagai doktrin
agama islam. fenomena keagamaan itu sendiri adalah perwujudan sikap dan tingkah
laku manusia yang berhubungan dengan nilai dan doktrin tadi berarti studi islam
merupakan usaha mengkaji terhadap aspek-aspek keagamaan maupun aspek sosiologis
yang menyangkut fakta-fakta empiris dalam kehidupan manusia yang timbul akibat
dialog antara nilai agama keagamaan dengan realitas kehidupan manusia.
Islam dapat dikaji, dimana islam merupakan sebuah doktrin.islam
merupakan produk budaya dan juga islam merupakan produk interaksi social.
BAB II
ULASAN PEMBAHASAN
1. DOKTRIN ISLAM
Kata doktrin berasal dari bahasa inggris d0ctrine yang berarti ajaran[1].
Dari kata doctrine itu kemudian di bentuk kata doktina, Yang berarti berkenaan
dengan ajaran atau bersifat ajaran.selain kata doctrine yang disebut tadi,
terdapat kata doctrinaire yang berarti yang bersifat tidak praaktis. Contoh
dalam hal ini misalnya doctrinaire ideas ini berarti gagasan yang tidak
praktis.
Studi doktrin ini berarti studi yng berkenaan dengan pengajaran
atau studi tentang sesuatu yang teoritis adalam arti tidak praktis, mengapa
tidak praktis? Jawabannya karena ajaran itu belum menjadi sesuatu bagi
seseorang yang dijadikan dasar dalam
berbuat dan mengerjakan sesuatu.
Uraian ini berkenaan dengan islam sebagai sasaran atau objek studi
doctrinal tersebut. Ini berarti dalam studi doctrinal yang dimaksud adalah
studi tentang ajaran islam atau studi islam dari sisi teori-teori yang
dikemukakan oleh islam.
Islam didefinisikan oleh ulama sebagai berikut”al-islamu wahyun
ilahiyun unzila ila nabiyyi muhammadin sollahu’alaihi wasalam lisa’adati
ad-dunya wal akhirot” ( islam adalah wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad
saw. Sebagai pedoman kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat)[2]
Berdasarkan definisi diatas maka inti dari islam adalah
wahyu.sedangkan wahyu yang di maksud diatas adalah al-Qur’an dan as-sunah.
Al-Qur’an yang terdiri dari tiga puluh
juz yang diawalisurat al-fatihah dan di akhiri dengan surat an-nas. Yang
keseluruhan jumlah suratnya sebanyak 114 surah, dan al-Quran ini berbentuk
mushaf
Sedangkan as-sunah
telah terkodifikasi sejak tahun tiga ratus hijriyah. Sekarang ini kalo kita
ingin lihat as-sunah dan al-hadis, kita dapat lihat di beberapa kitab hadis.
Misalnya kitab hadis muslim yang disusun oleh imam muslim, kitab hadis soheh
bukhori yang ditulis oleh imam bukhori dan lain-lain.
Dari kedua sumber itulah ajaran islam diambil. Namun meski kita
memiliki dua sumber , ternyata dalam realitasnya, ajaran islam yang digali dari
dua sumber tersebut memerlukan keterlibatan
dalam bentuk ijtihad.
Dengan ijtihad ini,maka ajaran berkembang, karena ajaran islam yang ada di dua sumber
tersebut ada yang tidak terperinci, banyak yang diajarkan secara garis besar
atau global.
Masalah-masalah yang berkembang
yang kemudian tidak secara terang disebut di dalam dua sumber itu namun
didapatkan dengan cara ijtihad.
Dengan demikian, maka ajaran islam selain termaktub pula di dalam
penjelasan atau tafsiran-tafsiran ulama.
Hasil ijtihad selama tersebar dalam semua bidang, semua itu dalam
bentuk buku-buku, baik buku fiqih,buku ilmu kalam, dan lain-lain.
Sampai disini jelaslah bahwa ternyata ajaran islam itu selain
langsung di ambil dari al-Qur’an dan as-sunah,ada yang diambil melalui ijtihad.
Bahkan kalau persoalan hidup ini berkembang dan ijtihad selalu dilakukan untuk
mencari jawaban agama islam sebagai persoalan hidup yang belum jelas jawabanya.
Studi islam dari sisi doktrinal itu kemudian menjadi sangat luas
yaitu studi tentang ajaran islam baik yang ada di dalam al-Qur’an dan al-hadis
maupun dari penjelasan kedua sumber tersebut yaitu melalui cara ijtihad .
Jadi sasaran studi islam doctrinal ini sangat luas, persoalanya
adalah apa yang nanti di pelajari dari sumber pelajaran islam.
B. ISLAM SEBAGAI DOKTRIN
Islam merupakan
agama yang sangat multidimensi yang dapat dikaji dari berbagai aspek baik dari
tinjauan budaya-sosial maupun dari aspek doktrin sebagaimana yang kami akan
jelaskan berikut ini. Agama Islam apabila ditelaah dari aspek doktrin maka yang
akan muncul adalah ajaran-ajaran yang ada dalam agama Islam itu sendiri yang
bisa saja ajaran tersebut tidak dapat diganggu gugat keberadaannya.
Dalam makalah kali ini kami akan membahas tentang trilogi doktrin (ajaran) Islam yang biasa dikenal dengan trilogi ajaran Ilahi, yakni: Iman, Islam dan Ihsan.
Dalam makalah kali ini kami akan membahas tentang trilogi doktrin (ajaran) Islam yang biasa dikenal dengan trilogi ajaran Ilahi, yakni: Iman, Islam dan Ihsan.
1. Iman
Kata iman, dari segi etimologi (bahasa) merupakan bentuk masdar dari kata Âmana, Yu’minu, Ĩmanan yang berarti kepercayaan. Kata iman juga menurut Imam Al-Ghazali berartikan At-Tashdiqu (pembenaran). Sedangkan menurut Fazlurrahman, kata iman yang terdapat dalam Al-Qur’an mempunyai dua makna, yaitu:
a. Yakin, percaya dan beriman,
b. Aman, mengamankan dan memberikan keamanan.
Dari segi terminologi, iman oleh para ahli didefenisikan berbeda-beda akan tetapi perbedaan tersebut tidak terlepas dari pengertian iman sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah ketika Malaikat Jibril datang bertanya kepada-Nya, yakni “Iman adalah pembenaran dan keyakinan terhadap adanya Allah dengan Ke-Esa-an-Nya, Malaikat, pertemuan dengan-Nya, para utusan-utusan-Nya dan percaya pada hari kebangkitan atau hari akhir”. Menurut aliran ahlus sunnah wal jama’ah iman yang sempurna adalah diucapkan dengan lidah, dibenarkan dengan hati dan dikerjakan dengan anggota tubuh. Selain itu juga menurut aliran Ahlus Sunah Wal Jama’ah bahwa iman tersebut dapat bertambah dan juga dapat berkurang seiring dengan ketaatan seseorang. Tentang bertambah dan berkurangnya iman tersebut aliran Ahlus Sunnah melandaskan pendapatnya pada Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 2 yang
Kata iman, dari segi etimologi (bahasa) merupakan bentuk masdar dari kata Âmana, Yu’minu, Ĩmanan yang berarti kepercayaan. Kata iman juga menurut Imam Al-Ghazali berartikan At-Tashdiqu (pembenaran). Sedangkan menurut Fazlurrahman, kata iman yang terdapat dalam Al-Qur’an mempunyai dua makna, yaitu:
a. Yakin, percaya dan beriman,
b. Aman, mengamankan dan memberikan keamanan.
Dari segi terminologi, iman oleh para ahli didefenisikan berbeda-beda akan tetapi perbedaan tersebut tidak terlepas dari pengertian iman sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah ketika Malaikat Jibril datang bertanya kepada-Nya, yakni “Iman adalah pembenaran dan keyakinan terhadap adanya Allah dengan Ke-Esa-an-Nya, Malaikat, pertemuan dengan-Nya, para utusan-utusan-Nya dan percaya pada hari kebangkitan atau hari akhir”. Menurut aliran ahlus sunnah wal jama’ah iman yang sempurna adalah diucapkan dengan lidah, dibenarkan dengan hati dan dikerjakan dengan anggota tubuh. Selain itu juga menurut aliran Ahlus Sunah Wal Jama’ah bahwa iman tersebut dapat bertambah dan juga dapat berkurang seiring dengan ketaatan seseorang. Tentang bertambah dan berkurangnya iman tersebut aliran Ahlus Sunnah melandaskan pendapatnya pada Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 2 yang
Artinya:”
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”
Terkait dengan iman seperti yang dipaparkan dalam pengertian di atas yang termasuk di dalamnya adalah iman kepada Allah SWT. Iman kepada Allah SWT berimplikasi terhadap pengakuan-pengakuan lain yang berhubungan dengan-Nya, seperti zat Allah, sifat-sifat Allah, perbuatan (af’al) Allah, malaikat Allah, para Nabi dan utusan Allah, hari kiamat, serta surga dan neraka. Hal tersebut merupakan refleksi dari ke-tauhid-an kepada Allah SWT.
Terkait dengan iman seperti yang dipaparkan dalam pengertian di atas yang termasuk di dalamnya adalah iman kepada Allah SWT. Iman kepada Allah SWT berimplikasi terhadap pengakuan-pengakuan lain yang berhubungan dengan-Nya, seperti zat Allah, sifat-sifat Allah, perbuatan (af’al) Allah, malaikat Allah, para Nabi dan utusan Allah, hari kiamat, serta surga dan neraka. Hal tersebut merupakan refleksi dari ke-tauhid-an kepada Allah SWT.
2. Islam
Secara harfiah kata Islam berasal dari Bahasa Arab, yakni Aslama, Yuslimu Islâman yang berarti keselamatan. Sedangkan secara terminologi Islam mengandung pengertian “Ketundukan, kepasrahan dan ketaatan dalam menyembah (ibadah) kepada Allah, tidak musyrik kepada-Nya, kemudian melaksanakan segala perintah-Nya, seperti melaksanakan shalat, zakat, berpuasa, haji, serta meninggalkan segala yang dilarang-Nya”.
Secara harfiah kata Islam berasal dari Bahasa Arab, yakni Aslama, Yuslimu Islâman yang berarti keselamatan. Sedangkan secara terminologi Islam mengandung pengertian “Ketundukan, kepasrahan dan ketaatan dalam menyembah (ibadah) kepada Allah, tidak musyrik kepada-Nya, kemudian melaksanakan segala perintah-Nya, seperti melaksanakan shalat, zakat, berpuasa, haji, serta meninggalkan segala yang dilarang-Nya”.
3. Ihsan
Dalam literatur Arab kata Ihsan berarti berbuat baik atau perbuatan baik. Sedangkan secara terminologi ihsan bermakna sesuai dengan penjelasan Rasulullah yakni “Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, jika tidak maka sesungguhnya dia melihatmu”.
Kata ihsan dalam AlQur’an mempunyai banyak makna, diantaranya adalah sesuai dengan ayat yang Artinya:” Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”. (Q. S. An-Nisa’: 125).
Dalam literatur Arab kata Ihsan berarti berbuat baik atau perbuatan baik. Sedangkan secara terminologi ihsan bermakna sesuai dengan penjelasan Rasulullah yakni “Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, jika tidak maka sesungguhnya dia melihatmu”.
Kata ihsan dalam AlQur’an mempunyai banyak makna, diantaranya adalah sesuai dengan ayat yang Artinya:” Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”. (Q. S. An-Nisa’: 125).
Iman, Islam dan
Ihsan merupakan tiga serangkai atau trilogi doktrin (ajaran) ilahi yang tidak
dapat dipisahkan. Jadi, seorang dikatakan sebagai muslim sejati apabila ia
mempu menyatukan tiga dimensi tersebut. Pada perkembangan selanjutnya trilogi
tersebut menjadi tiga kerangka dasar Islam yang digunakan dalam tiga bidang
pemikiran Islam, yaitu Aqidah, Syari’ah dan Akhlak.
C. Pendekatan Teologis dalam Studi Islam
Dalam pembahasan ini ada keterkaitan islam sebagai doktrin.
Kata teologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Theologia yang berarti Tuhan atau tuhan tuhan. Atau suatu ilmu yang membahas tentang keyakinan.
Dalam pembahasan ini ada keterkaitan islam sebagai doktrin.
Kata teologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Theologia yang berarti Tuhan atau tuhan tuhan. Atau suatu ilmu yang membahas tentang keyakinan.
a.
Pendekatan
Normatif
Dari berbagai
pendekatan-pendekatan teologis yang ada, pendekatan teologis normatif merupakan
salah satu pendekatan teologis dalam upaya memahami agama secara harfiah.
Pendekatan normatif ini dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan
menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa
wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar
dibandingkan dengan yang lainnya.
Hal tersebut memberikan dampak dan pengaruh yang besar terhadap perilaku para pengikut teologi normatif ini. Pemikiran teologi yang keras akan mendorong pengikutnya menjadi agresif, sementara teologi yang “kalem” cenderung menggiring pengikutnya bersikap deterministic dan “pasrah”.
Hal tersebut memberikan dampak dan pengaruh yang besar terhadap perilaku para pengikut teologi normatif ini. Pemikiran teologi yang keras akan mendorong pengikutnya menjadi agresif, sementara teologi yang “kalem” cenderung menggiring pengikutnya bersikap deterministic dan “pasrah”.
Tegasnya kajian
teologi Islam yang menggunakan pendekatan normatif masih bersifat teosentris,
masih didominasi oleh pemikiran yang bersifat transendental-spekulatif yan
meliputi kehidupan social, politik dan lain sebagainya dan aspek tarikhiyat
(sejarah).
Kondisi teologi yang seperti ini terus berlangsung dan berkembang sampai sekarang, bahkan telah menjadi ortodoks dan tidak bisa diganggu gugat. Atau menurut istilah Arkoun telah terjadi taqdis al-fikr, sehingga tidak ada lagi kritik ontologism, epistimologis maupun aksiologi. ,
Kondisi teologi yang seperti ini terus berlangsung dan berkembang sampai sekarang, bahkan telah menjadi ortodoks dan tidak bisa diganggu gugat. Atau menurut istilah Arkoun telah terjadi taqdis al-fikr, sehingga tidak ada lagi kritik ontologism, epistimologis maupun aksiologi. ,
b. Pendekatan
Antrophosentris sebagai Suatu Alternatif
Sebagai upaya untuk mengatasi tindak kekerasan yang terjadi di antara umat beragama atau umat seagama yang berbeda madzhab, maka pemikiran teologi yang menggunakan pendekatan normatif yang justru mendorong lahirnya tindak kekerasan diantara pengikutnya haruslah dirubah. Pemikiran teologi yang selama ini hanya berbicara tentang Tuhan dalam perspektif beberapa pemikir muslim dan “mengawang” dilangit, haruslah ditarik ke bumi dan seyogyanya berbicara tentang kemanusiaan. Dari pendekatan teologi yang cenderung teosentris dirubah menjadi pendekatan teologi yang bercorak antrophosentris, dan dari yang selama ini hanya bersifat “ilahiyat” (metafisika) harus diarahkan menjadi persoalan “insaniyat” (humaniora) dan “tarikhiyat” (sejarah).
Sebagai upaya untuk mengatasi tindak kekerasan yang terjadi di antara umat beragama atau umat seagama yang berbeda madzhab, maka pemikiran teologi yang menggunakan pendekatan normatif yang justru mendorong lahirnya tindak kekerasan diantara pengikutnya haruslah dirubah. Pemikiran teologi yang selama ini hanya berbicara tentang Tuhan dalam perspektif beberapa pemikir muslim dan “mengawang” dilangit, haruslah ditarik ke bumi dan seyogyanya berbicara tentang kemanusiaan. Dari pendekatan teologi yang cenderung teosentris dirubah menjadi pendekatan teologi yang bercorak antrophosentris, dan dari yang selama ini hanya bersifat “ilahiyat” (metafisika) harus diarahkan menjadi persoalan “insaniyat” (humaniora) dan “tarikhiyat” (sejarah).
Pendekatan
teologi antroposentris adalah pendekatan teologis yang berupaya memahami
kondisi empirik manusia yang pluralistik. Pendekatan teologis antrophosentris
tentu saja tidak bermaksud mengubah doktrin sentral tentang ketuhanan, tentang
keesaaan Tuhan (Islam : Tauhid), melainkan suatu upaya untuk reorientasi
pemahaman keagamaan, baik secara individual maupun kolektif dalam menyikapi
kenyataan-kenyataan empiris menurut perspektif ketuhanan.
Dengan kata lain teologi antrophosentris dimulai dengan melihat kehidupan manusia di dunia dan akhirat, dan tidak hanya mengakui satu konsep metafisika tentang berbagai hal mengenai pemikiran keagamaan.
Dengan kata lain teologi antrophosentris dimulai dengan melihat kehidupan manusia di dunia dan akhirat, dan tidak hanya mengakui satu konsep metafisika tentang berbagai hal mengenai pemikiran keagamaan.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan
1. Doktrin adalah ajaran-ajaran atau pendirian suatu agama atau aliran atau segolongan ahli yang tersusun dalam sebuah sistem yang tidak bisa terpisahkan antara yanga satu dengan yang lainnya.
2. Iman adalah pembenaran dan keyakinan terhadap adanya Allah dengan Ke-Esa-an-Nya, Malaikat, pertemuan dengan-Nya, para utusan-utusan-Nya dan percaya pada hari kebangkitan atau hari akhir.
3. Islam merupakan sikap ketundukan, kepasrahan dan ketaatan dalam menyembah (ibadah) kepada Allah, tidak musyrik kepada-Nya, kemudian melaksanakan segala perintah-Nya, seperti melaksanakan shalat, zakat, berpuasa, haji, serta meninggalkan segala yang dilarang-Nya.
4. Ihsan bermakna menyembah Allah seolah-olah kita melihat-Nya, jika tidak maka sesungguhnya dia melihat kita.
5. Pendekatan normatif ini dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA:
Abd. Hakim, Atang dan Mubarak, Jaih. Metodologi Studi Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Hozaini. Pendekatan Teologis dalam Kajian Islam. Dikutip tanggal 03-11-2010 dari http://hozaini.blog.friendster.com.
The 8 Best Casino | Yogonet International Hotel
BalasHapusVisit the 8 best 바카라잘하는법 casino in Washington DC and 리턴벳 start playing games 장원도메인 for real money! 포커하는법 You'll enjoy the great 넷텔러 games available in the casino. Sign-up today and
Best Slot Machines in San Jose, CA - Dr.MCD
BalasHapusTop slot machines in San Jose, CA. 충주 출장샵 The slot machines 성남 출장샵 are located in a 경기도 출장안마 parking lot in the back of the 통영 출장샵 hotel, and 아산 출장샵 their location is